Berdasarkan data BPS, pada Agustus 2019, impor buah-buahan tercatat sebesar US$ 118 juta dan sayuran sebesar US$ 57,9 juta. Keduanya bila konversi ke rupiah mencapai Rp2,4 triliun.
Adapun bawang putih menjadi komoditas impor tertinggi untuk memenuhi konsumsi masyarakat. Asisten Deputi Agribisnis Kemenko Perekonomian Yuli Sri Wilanti mengatakan banjirnya impor buah dan sayuran menjadi perhatian pemerintah.
Namun, di saat yang sama, pemerintah, juga memprioritaskan pangan nasional agar tidak kekurangan stok.
"Kami masih mengidentifikasi sekali karena Kemenko Perekonomian belum ada monitoring khusus berapa sebetulmya kebutuhan sayur dan buah seluruh Indonesia sehingga kita tidak bisa mengerem bagaimana korelasi stok kita," kata Yuli di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (3/10/2019).
Ia mengatakan, tingginya impor tersebut belum tentu mencerminkan kebutuhan masyarakat. Saat ini pemerintah bersama pelaku usaha sedang mendorong ekspor lebih tinggi komoditas hortikultura sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo yang meminta peningkatan ekspor dan investasi.
Caranya dengan pembentukan kluster khusus untuk komoditas hortikultura ekspor. Adapun ekspor terbesar komoditas hortikultura segar pada 2018 di antaranya manggis dengan nilai ekspor sebesar US$ 33,27 juta, lalu untuk komoditas hortikultura olahan adalah nenas dengan nilai ekspor sebesar US$ 186,18 juta. (hoi/hoi)
"sayur" - Google Berita
October 03, 2019 at 06:39PM
https://ift.tt/2obYuRB
RI Kebanjiran Impor Sayur & Buah, Ini Penjelasan Pemerintah - CNBC Indonesia
"sayur" - Google Berita
https://ift.tt/2MUT4Fn
Bagikan Berita Ini
0 Response to "RI Kebanjiran Impor Sayur & Buah, Ini Penjelasan Pemerintah - CNBC Indonesia"
Post a Comment