SUMBER, (PR).- Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten mengintervensi 10 desa rawan stunting (kekerdilan) di Kabupaten Cirebon, dengan menggelar bazar atau pasar murah selama sebulan dan pemberian bibit sayuran dan buah.
Kesepuluh desa yang tercatat sebagai desa rawan penderita stunting ada di lima kecamatan, yakni Desa Mertasingga, Desa Wanakaya dan Desa Adi Dharma ketiganya masuk Kecamatam Gunungjati, tiga desa di Kecamatan Susukan Lebak yakni Desa Kaligawe Wetan, Sampih dan Ciawi Asih, dua desa di Kecamatan Waled yakni Desa Gunungsari dan Waled Asem, Desa Kedung Dalam Kecamatan Gegesik dan Desa Surakarta Kecamatan Suranenggala.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan, di 10 desa tersebut setidaknya tercatat ada 15.000 anak penderita stunting.
Selama sebulan ini, setiap Senin dan Kamis di Balai Desa 10 desa tersebut digelar bazar atau pasar murah sembako.
Komoditas yang dijual disesuaikan dengan permintaan desa setempat, namun rata-rata komoditas yang dijual adalah beras, minyak goreng, tepung terigu, bawang merah dan gula. Dalam kondisi tertentu, dijual juga komoditas telur.
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Cirebon Muhidin, berdasarkan data yang diperolehnya dari Dinas Kesehatan, di 10 desa tersebut setidaknya tercatat ada 15.000 anak penderita stunting.
"Dari data yang kami peroleh di 10 desa rawan stunting, setidaknya 8,68% dari jumlah anak balita atau sekitar 15.000 menderita stunting," katanya Senin, 4 November 2019.
Muhidin mengakui, persoalan stunting bukan hanya masalah kewenangan Dinas Kesehatan, namun menyangkut kewenangan lintas sektoral, termasuk Dinas Ketahanan Pangan.
"Karena stunting juga terkait dengan masalah pola makan dan gizi yang merupakan ranah Dinas Ketahanan Pangan," ucapnya.
Menurutnya, stunting disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang lama. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.
Selain pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang, serta prestasi sekolah yang buruk.
Sehingga selain penanganan jangka pendek berupa digelarnya bazar, juga dilakukan upaya penanganan jangka panjang.
Penanganan jangka panjang, berupa pemberian bibit 10 jenis sayuran dan buah kepada kelompok masyarakat di 10 desa tersebut.
Untuk pemberian bibit, katanya, akan dilakukan nanti begitu sudah mulai turun hujan, untuk lebih menjamin tumbuhnya bibit sayuran.
"Insya Allah pekan depan kami akan mengundang kelompok-kelompok masyarakat untuk ikut bimbingan teknis cara budidaya sayuran di lahan pekarangan atau di lahan sempit atau yang tidak membutuhkan lahan sama sekali yakni hidroponik," ujar dia.
Sementara itu, Sekretaris Desa Adi Dharma Suharto Hekso, mengungkapkan, berdasarkan informasi yang didapatnya dari bidan desa, masyarakat masih mempertanyakan kriteria soal stunting.
"Ada yang tinggi badan normal hanya kurus, namun dari data yang ada dikategorikan sebagai stunting. Sehingga banyak warga yang protes, karena menilai anaknya tidak kerdil," katanya.
Namun dari pendataan yang dilakukan berdasarkan kriteria yang sudah ada, tercatat ada sebanyak 146 balita yang dikategorikan stunting dari total jumlah balita 471 anak.
Dikatakannya, sebenarnya sejak tahun 2016 APB Desa Adi Dharma sudah mengalokasikan untuk penanganan stunting, yang nilainya semakin naik dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2016, anggaran untuk penanganan stunting dialokasikan sebesar Rp 2,5 juta per tahun per Posyandu. Atau total untuk enam Posyandu yang ada di Desa Adi Dharma, sebesar Rp 15 juta.
"Tahun 2017 naik menjadi Rp 4,8 juta per tahun per Posyandu dan saat ini, nilainya disesuaikan dengan rasio jumlah balita dengan alokasi per balita Rp 5.500 per balita per bulan," ucap dia.***
"sayur" - Google Berita
November 04, 2019 at 04:47PM
https://ift.tt/2oOazNa
Belasan Ribu Balita Stunting, Pemkab Cirebon Bagikan Bibit Buah dan Sayur - Pikiran Rakyat
"sayur" - Google Berita
https://ift.tt/2MUT4Fn
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Belasan Ribu Balita Stunting, Pemkab Cirebon Bagikan Bibit Buah dan Sayur - Pikiran Rakyat"
Post a Comment