Search

Mimpi Petani Jadikan Cianjur Sentra Sayuran Jepang - Jawa Pos Radar Malang

JawaPos.com – Sejak lulus dari JKT48 pada Maret 2018, Melody Nurramdhani Laksani menjadi duta persahabatan Jepang-ASEAN untuk pangan dan pertanian. Tahun ini, tugasnya bertambah. Tidak hanya mengkampanyekan kegiatan bercocok tanam kepada anak muda, tetapi dia harus turun langsung untuk bertanam di Cianjur, Jawa Barat.

Sejak Mei 2019, Melody bekerja sama dengan petani yang terlibat dalam Proyek Kemitraan Publik-Swasta untuk Perbaikan Sistem Pemasaran dan Distibusi Produk Pertanian (IJPOP4). Melody tidak hanya melihat prosesnyam tetapi juga merasakan langsung seluruh proses budidaya. Mulai dari penyemaian, hingga panen.

Beberapa jenis sayuran Jepang yang ditanam antara lain tomat momotaro, wortel kuroda, sampai buncis. Sementara ini, hasil sayuran dari proyek yang melibatkan petani di 6 kabupaten yakni Bogor, Sukabumi, Cianjur, Garut, Bandung, dan Bandung Barat itu langsung didistribusikan ke Papaya Fresh Gallery. Tempat rujukan orang Jepang di Jakarta mencari sayur Jepang.

Ini adalah tahun kedua Melody bersentuhan dengan pertanian. Menurutnya, apa yang dilakukan saat ini merupakan bagian dari mengimplementasikan apa yang didapat saat kuliah. Seperti diketahui, Melody merupakan lulusan fakultas pertanian. ’’Meski masih jadi talent dan public figure, harus ada kegiatan positif. Apalagi aku sarjana pertanian. Ingin punya andil di bidang ini,’’ tuturnya, Selasa (29/10) di Papaya Fresh Gallery.

Di proyek yang dijalankan oleh Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) itu, Melody mengaku mendapat banyak pengalaman. Bersama para petani, dia memperoleh pengetahuan bagaimana memperbaiki rantai pasok produk hortikultura sampai mempelajari Teknik budidaya sayuran.

Muaranya, Melody bisa memotivasi dan mendorong generasi muda untuk lebih terlibat dan memperhatikan sektor pertanian. Melody bilang, dia akan terus mempromosikan berbagai produk hortikultura melalui sosial media. ’’Meski tidak semua jadi petani, paling tidak mereka tahu sayuran apa yang bagus. Awareness tentang berbagai sayuran meningkat karena budaya hidup sehat makin tinggi,’’ imbuhnya.

Yang menarik, tidak hanya soal tanaman Jepang. Proyek kemitraan itu juga memotong jalur distribusi sehingga tidak melewati banyak tengkulak. Tujuannya jelas, harga yang diterima petani jadi lebih bagus. Selain itu, petani juga langsung bersentuhan dengan pasar modern. Menurutnya, ada banyak hal positif dari sistem pertanian yang bisa diterapkan di Indonesia.

’’Di Jepang, lahan tidak seluas Indonesia. Tetap hasil pertaniannya bagus-bagus. Kalau di sini pakai cara Jepang, hasilnya bisa lebih banyak dan bagus juga,’’ terangnya.

Di tempat yang sama, Tsutomu Nishimura yang menjadi Project Leader IJHOP4 menyebutkan, dalam proyek ini tidak hanya menanam sayuran Jepang saja. Ada juga sayuran lokal. Khusus untuk sayuran Jepang, bibitnya juga berasal dari Jepang. ’’Semua bibit yang kami gunakan sudah terdaftar di Kementerian Pertaninan,’’ tuturnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, proyek kemitraan ini sudah berjalan sejak 2017 dan melibatkan 1.384 petani. Program ini ingin memperkenalkan perbaikan Teknik budidaya untuk panen sayuran dengan ukuran, kualitas, dan kuantitas yang spesifik. Sesuai permintaan pasar. Oleh sebab itu, kalender tanam menjadi acuan.

Setelah menanam, para petani juga mendapat pengetahuan untuk memperbaiki pengelolaan setelah panen. Seperti praktik penyortiran hingga pengemasan. Setelah itu, juga diberitahu bagaimana promosi penjualannya. ’’Proyek memfasilitasi kemitraan dengan perusahaan swasta dan kelompok tani untuk memproduksi produk yang spesifik. Proyek juga memperbaiki akses keuangan untuk petani,’’ urai Nishimura.

Saat ini, hasil berbagai sayuran Jepang itu sudah didistribusikan untuk pasar lokal Indonesia. Meski program kemitraan ini selesai pada 2020, para petani tetap bisa melanjutkan penanaman. Jika hasilnya melimpah, bukan tidak mungkin untuk pasar ekspor. ’’Ada potensi. Butuh kolaborasi dengan eksportir karena ada kualitas pada hasil hortikultura-nya,’’ tuturnya.

Harapan Petani

Didin dan Ayi adalah dua petani Cianjur yang mengikuti program kemitraan tersebut. Sayuran yang dihasilkan memang memiliki kualitas lebih baik. Oleh sebab itu, dia makin percaya diri untuk memasarkan produkya langsung ke pasar modern. ’’Apalagi, hasilnya makin aman dikonsumsi,’’ terangnya.

Sayuran yang ditanam memang bukan organik. Tetapi, segala sesuatu yang terukur membuat penyemprotan menjadi terukur. Jadi, tidak berlebihan menggunakan bahan untuk mengendalikan hama. Hasil yang makin baik, membuatnya punya angan-angan lebih. ’’Seoga Cianjur jadi sentra sayuran Jepang,’’ katanya.

Ayi, petani lainnya mengamini. Menurutnya, proyek ini memberikan banyak pengetahuan baru. Apalagi, dia dan para petani lainnya benar-benar didampingi. ’’Saat panen juga didampingin. Langsung dihubungkan ke pasar,’’ tandasnya.

Ichihara dari Papaya Fresh Gallery menambahkan, orang Jepang kerap mencari sayuran Jepang karena memiliki rasa yang khas. Oleh sebab itu, dia terbantu dengan proyek tersebut. Malah, dia berharap agar makin banyak sayuran Jepang yang ditanam. Para koki Jepang sudah wanti-wanti agar stok jangan kosong.

’’Ibu-ibu Jepang paling takut dengan pestisida. Namun, sayur dari proyek ini aman. Kualitasnya dari para petani sudah bagus,’’ katanya.

Let's block ads! (Why?)



"sayur" - Google Berita
November 03, 2019 at 11:45AM
https://ift.tt/325ruZ6

Mimpi Petani Jadikan Cianjur Sentra Sayuran Jepang - Jawa Pos Radar Malang
"sayur" - Google Berita
https://ift.tt/2MUT4Fn

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Mimpi Petani Jadikan Cianjur Sentra Sayuran Jepang - Jawa Pos Radar Malang"

Post a Comment

Powered by Blogger.