Search

Begini Kisah Sukses Penjual Sayur Asal Galesong - Makassar Terkini - Makassar Terkini

Terkini.id, Makassar – Iwan panggilan karibnya, penjual sayur asal Galesong Takalar ini awaalnya pemuda biasa, yang dahulunya pedagang serabutan berkeliling kampung menggunakan sepeda maupun motor. Berkat keuletannya, kini ia mangkal berjualan sayur menggunakan kendaraan roda empat atau mobil.

“Sebelum berdagang sayur mayur, saya berjualan jagung rebus, es poteng, barang bekas seperti besi, percetakan batu dan lainnya,” urai Iwan kepada terkini.id, dilapak jualannya. Minggu, 2 Februari 2020.

Iwan terlihat sibuk melayani pembeli yang ingin membeli dagangannya. Bersama istrinya Iwan menjemput rejeki secara halal.

Sejauh pantauan citizen journalis terkini.id, lapak dagangan Iwan dan Istrinya ini silih berganti dikerumuni pembeli yang didominasi emak-emak. Lapak jualannya pun tidak jauh dari depan Masjid Babussalam Bumi Permata Sudiang I, tepatnya di sudut lapangan sepakbola BPS.

Kesuksesannya tidak semudah membalik telapak tangan. “Keberanian saya keluar dari zona nyaman berani ambil resiko, tapi harus pintar-pintar mencari rejeki, tekun, rajin, sabar dan jangan tinggalkan sholat lima waktu,” ucapnya.

Dijelaskan Iwan, sebelum berjualan sayur, semua usaha sudah saya alami di kampung, terus ada teman panggil untuk berjualan sayur. Akhirnya, saya betah berjualan sayur sampai sekarang.

Editor Pick

Ditanya soal persaingan perdagangan sayur, ia hanya menjawab persaingan sehat dan harga saja. “Umpamanya penjual lain pasang harga Rp1000, kita kasih harga Rp 800 lah,” tukas dia.

Seraya tersenyum kecil, secara gamblang menyampaikan kalau ada pembeli yang tidak jujur, namanya manusia pasti ada dan sabar saja.

Berkat keuletannya dalam berjualan sayur, Iwan didampingi istri yang juga ulet berjualan, sukses merintis bisnis grosiran alat dapur di rumahnya.

Sebelum manggelar lapak dagangan sayurnya, Iwan bersama Istri beranjak dari peraduan di Galesong Selatan Kabupaten Takalar Desa Bonto Kalla Mangape mulai pukul 04.00 WITA subuh menuju pasar jembatan kembar Gowa, kemudian meluncur ke BPS, pulangnya pun hingga senja hari.

Meski hujan perlahan mulai menampakan wujudnya, namun sebagian wilayah di nusantara ini masih dilanda kemarau. Hal itu turut mempengaruhi nilai jual komoditassayurandi pasar tradisional yang masih terus naik.

Tidak demikian dengan Iwan, ia tetap berkomitmen pasang harga yang terkangkau kantong emak-emak, sebut saja sayur sawi, kangkung, kacang panjang dibanderol serba seribu hingga dua ribu rupiah.

“Sedangkan untuk Tomat harganya Rp 12 ribu. Wortel sendiri terbagi dua, yang super harganya Rp 8000 perkilo, sementara wortel jenis standar Rp 5000,” sebut Iwan.

Lain halnya tempe beber Iwan, dijual Rp 5000 per buah. Beras perliternya dikasih harga Rp 7.500 sampai Rp 9000. Kelapa utuh perbijinya Rp 4000 dan sukun Rp 13 ribuan perkilo.

Untuk buah Langsat pasang harga Rp 10.000 perkilo. Rambutan Rp 14.000 ribu, Buah Naga perkilonya agak mahal Rp 13.000.

Betul, harga sembako di pasar merangsek naik, toh tak menyurutkan minat masyarakat BPS I khususnya emak-emak untuk membeli bahan sembako yang dijual oleh Iwan bersama istrinya ini.

Let's block ads! (Why?)



"sayur" - Google Berita
February 02, 2020 at 12:11PM
https://ift.tt/2UhZzVr

Begini Kisah Sukses Penjual Sayur Asal Galesong - Makassar Terkini - Makassar Terkini
"sayur" - Google Berita
https://ift.tt/2MUT4Fn

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Begini Kisah Sukses Penjual Sayur Asal Galesong - Makassar Terkini - Makassar Terkini"

Post a Comment

Powered by Blogger.